Momentum

MAYDAY 2007

Tuesday, May 29, 2007

Usut Dana DKP

PERNYATAAN SIKAP
PERHIMPUNAN RAKYAT PEKERJA (PRP)

Usut tuntas Dana Kampanye Pilpres 2004 !!!
Amien Rais harus diperiksa !!!



Salam rakyat pekerja,

Polemik penerimaan dana Departemen Kelauatan dan Perikanan (DKP) sampai saat ini belum dapat terselesaikan. Aliran dana DKP pada tahun 2004, menurut pengakuan Rokhmin Dauhuri, ternyata juga digunakan sebagai bantuan dana untuk calon presiden pada Pemilihan Presiden 2004. Hal inilah kemudian yang menjadi polemik di kancah perpolitikan Indonesia. Karena semua calon Presiden pada Pemilihan Presiden pada tahun 2004 menerima dana DKP ini.

Upaya membantah dari para tim sukses yang dahulu menerima dana inipun bermuculan. Mereka ramai-ramai mengatakan bahwa dana DKP tidak diterima oleh para calon presiden yang mereka dukung. Namun upaya pembatahan tersebut seakan seperti tersengat kilat ketika Amien Rais, salah satu calon presiden pada saat itu, mengaku menerima dana DKP tersebut. Bahkan dia menyatakan bahwa bukan hanya dia yang menerimanya, namun para calon presiden yang lainpun menerima aliran dana tersebut.

Dari pengucuran dana DKP ke calon presiden ini, kembali mengingatkan kita kembali tentang kebobrokan rejim penguasa pengusaha saat ini. Kenyataannya sebelum mereka berkuasa pun mereka telah menilep uang rakyat ratusan juta rupiah dari rakyat. Bahkan ketika mereka terbukti korupsi atau menerima dana tersebut, mereka hanya berjanji akan mengembalikan dana tersebut tanpa sanksi hukum apapun. Inilah sekali lagi bukti bahwa hukum juga berpihak kepada para penguasa pengusaha, bukan kepada rakyat.

Pengusutan aliran dana ini secara tuntas sebenarnya dapat membuktikan bahwa elit-elit bangsa ini memang bermental bobrok. Kasus ini telah berlangsung sejak tahun 2004, sudah 3 tahun, namun baru akhir-akhir ini pengakuan dari beberapa orang seperti Amien Rais, Gus Sholah dan Hasyim Muzadi muncul. Mengapa mereka baru mengakui bahwa mereka juga menikmati dana haram ini. Dan masih banyak lagi orang-orang yang terlibat dalam menikmati dana DKP, dari catatan Rokhmin Dauhuri, yang sampai saat ini membantah keterlibatan mereka. Bahkan keterlibatan SBY-JK dalam menikmati dana DKP ini ketika pada masa kampanye pemilihan presiden pun sempat diungkapkan, namun hal ini buru-buru disanggah oleh SBY-JK.

Kejanggalan penerimaan dana dalam pemilihan Capres ini sempat dilaporkan oleh Panwaslu dan ICW, namun pihak yang berwenang untuk mengusut seakan-akan seperti tidak mau mendengar dan tidak mau tahu tentang laporan tersebut. KPU, KPK dan Kepolisian seharusnya dapat bergerak cepat ketika ada laporan penyelewengan dana ini.

Maka dari itu kami dari Perhimpunan Rakyat Pekerja menyatakan sikap:

  1. Tangkap dan adili orang-orang yang telah mengaku menerima dana DKP sebagai bantuan dana kampanye Capres mereka, karena jelas jika Indonesia ingin menegakkan hukum, inilah saatnya aparat yang berwenang membuktikan kinerja mereka dan lepas dari segal intervensi politik dari pihak manapun.
  2. Usut tuntas aliran dana DKP yang mengucur ke berbagai organisasi dan tim sukses pada pemilihan presiden pada tahun 2004 dan tangkap serta adili orang-orang yang terlibat dalam kasus ini.
  3. Kepada seluruh elemen gerakan rakyat untuk mengawasi dan membentuk perlawanan rakyat pekerja multi sektor untuk melakukan perjuangan politik karena jelas pemerintah sudah tidak dapat dipercaya dengan adanya kasus dana DKP yang terungkap saat ini.



Jakarta, 29 Mei 2007

Komite Pusat Perhimpunan Rakyat Pekerja



Sekretaris Jenderal



Irwansyah

2 comments:

Anonymous said...

MAKA-NYA, JANGAN SALAH PILIH PRESIDEN!
LEBIH BAIK JUJUR DARIPADA TIDAK!

Anonymous said...

Genderang damai antara dua orang (pemimpin negara dan calon pemimpin) yang selingkuh memang harus diselesaikan secara hukum--tidak dengan sesumba,keterangan pers dan lain sebagainya. tetapi tabuhan genderang itu harus mempertebal kepercayaan kepada mereka ataukah,sebaliknya, memperbesar kecurigaan dan ketidak percayaan elite yg memnggemborkan "tebang tanpa pilih". Masalahnya ada atau tidak adanya aliran dana dari luar--untuk siapa saja.

Dalam istilah Jawa ada "guyon parikeno". Kebetu;lan sekali bulan lau ada sebuah acara yg bermaksud baik,dna luhur, yakni mengajak anak2 mencuci tangan secara baik. Secara tak langsung disput A.R.vs SBY justru menyebarkan ajaran mencuci tangan dengan baik.

Salam,B.Hidayat.